Pengorganisasian Rakyat dan Hal-hal yang Belum Selesai
- Detail
-
Kategori : EKOSOSPOL Ketebalan : xii+176 hlm | Bookpaper Dimensi : 14x20 cm | Soft Cover Bahasa : Indonesia Stock: 26 Penerbit: Insist Press Penulis: Marsen Sinaga
Berat : 0.35 Kilo
Deskripsi Pengorganisasian Rakyat dan Hal-hal yang Belum Selesai
Buku ini terutama berisi tema-tema refleksi kegiatan dari tahapan rekonstruksi historis yang obyektif yakni: rakyat sebagai pelaku utama perubahan, kerja-kerja arsitektur sebagai sarana pengorganisasian, pendekatan pembangunan yang dari-bawah (bottom-up) dan keberlansungan (masa depan) lembaga. Tema-tema refleksi menghantar ke tahapan subyektif, yaitu menggali, menjelaskan dan membuat eksplisit asumsi dan keyakinan-keyakinan di balik atau yang melatar-belakangi pilihan-pilihan intervensi dan strategi-strategi yang dipilih oleh ArkomJogja dalam kerja-kerjanya.
Tema-tema yang dapat dikatakan sebagai abstraksi dari kegiatan dan program konkret yang dilakukan oleh ArkomJogja. Tema-tema ini juga merupakan jembatan yang menghubungkan pengalaman Arkomjogja dengan pengalaman banyak orang dan organisasi lain yang terlibat dalam memikirkan dan mengerjakan perubahan/ transformasi sosial.
Buku ini sangat bermanfaat sebagai referensi terkini bagi pekerja sosial, terutama pegiat arsitek-perencana di Indonesia. Narasi di dalamnya adalah pergulatan eksistensial arsitek-perencana muda yang percaya pada proses menjadi fasilitator-organizer dengan cara belajar dan bekerja bersama komunitas. Pengalaman adalah guru terbaik; pengetahuan harus diuji bersama rakyat. Ketika dua hal itu dipercaya, di sanalah kita akan temukan jati diri, begitu pesan buku ini. Ibarat membangun Rumah Peradaban, Yuli dan kawan-kawan arkomis ini sedang merapikan fondasi karya para pendahulunya dengan etos kerja kreatif-inovatif. Nawir, Pengorganisir Rakyat
Buku ini mengajak kita untuk mengambil jarak dan becermin tentang aktivisme, pandangan hitam putih atas mereka yang diorganisir, serta jargon-jargon heroik yang menggelincirkan. Bagi saya, apa yang dikerjakan ArkomJogja sejatinya adalah cikal bakal spirit feminisme. Spirit feminisme sesungguhnya adalah menyuarakan suara yang terbungkam; mengembalikan kuasa dan daya kepada mereka yang terpinggir.

