Produk Sudah Dimasukkan Trolley Belanja
Lihat Trolley dan Bayar Lanjutkan Belanja
Added to Wishlist
OK
Djamhari Penemu Kretek Friedrich Engels: Pemikiran dan Kritik

Jawa Islam di Masa Kolonial

Detail

Kategori : SEJARAH
Irfan Afifi
Penerjemah : Irfan Afifi
Dimensi : 14x21 cm l Softcover
Bahasa : Indonesia
Stock: 4
Penerbit: Langgar
Penulis: Nancy Florida
Berat : 0.80 Kilo

Deskripsi Jawa Islam di Masa Kolonial

Buku Jawa Islam di Masa Kolonial merupakan buku yang diterbitkan oleh penerbit Buku Langgar pada April 2020. Buku yang di tulis oleh Nancy Floryda ini, merupakan hasil dari terjemahan Irfan Afifi. Buku ini mengulas naskah-naskah Jawa yang ternyata sebagaian besar coraknya Islam Sufistik namun narasi itu menjadi agak buram di tengah politisasi para orientalis pada masa kolonial. Buku ini banyak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan karena dianggap memberi prespektif baru untuk melihat corak Islam di masa kolonial di pulau Jawa.

Dalam salah satu tulisan di buku tersebut menyebutkan. Bagi penjajah, di satu sisi, Islam memunculkan kecurigaan sebagai sebuah kenyataan yang berbahaya, sesuatu kekuatan yang, mampu dan mungkin akan muncul dimana saja dan kapan saja. Di sisi yang lain, Islam akan merupakan semacam hantu yang kehadiranya tak diakui, nyaris seperti perlu meruwatnya dari realitas tulen “Jawa”. Islam menandakan bahaya, namun sebuah bahaya yang dalam jangkauaan otoritas penjajah perlu dipahami, dan oleh karena itu memang dipandang, sebagai suatu yang asing, aneh, dan secara intrinsik bersifat “bukan Jawa”. Dan oleh karena Islam berasal dari tempat yang asing yang dianggapnya tidak cocok dengan Jawa-“nya”, para pejabat kolonial biasa menge-cap manusia Jawa yang dikuasainya sebagai “Muslim sinkretik” saja.

Otoritas kolonial nampaknya perlu menyangkal kemungkinan “Islam Jawa sesungguhnya” atau “Jawa Islam sesungguhnya”. Jadi meskipun pejabat kolonial sangat bersemangat mengawasi dan mengobservasi “hantu Islam” pada pinggiran atau pada retakan masyarakat Jawa yang mereka jajah, tetap saja mata mereka “tak mampu melihat” Islam tulen yang begitu mengemuka di tengah-tengah kerumunan penduduk banyak. Bahkan lebih lanjut hingga pada satu titik: adalah merupakan kepentingan kolonial untuk menenamkan, dan mengembangkan kelalaiaan itu, “kegagalan nelihat” itu, pada manusia Jawa sendiri, dan paling penting adalah penamaannya pada elit-bangsawan Jawa.


Tulis Review
Nama anda:


Review Catatan: HTML tidak diterjemahkan!

Rating: Jelek            Baik

Submit
Cek Ongkir
Propinsi
Kabupaten
Kecamatan
Berat Gram

PENGIRIMAN